Feeds RSS

Monday 14 May 2012

Kekuatan Pikiran Dalam Pendidikan Anak

Masa kecil adalah masa pembentukan konsep-konsep diri, citra diri, dan kecenderungan-kecenderungan pada manusia. Diakui atau tidak, perbedaan karakter, kebiasaan, selera, dan terlebih persepsi-persepsi kita tentang kehidupan dipengaruhi oleh masa kecil kita. Ajaibnya, semua itu dibentuk bukan lewat tutorial, melainkan diawali oleh pikiran dan persepsi orang tua atas anak-anaknya. Tak percaya?

Sebuah buku berjudul Mind Power for Children yang ditulis oleh John Kehoe dan Nancy Fischer menjelaskan tentang hal tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami. Buku setebal 201 halaman ini diterbitkan oleh penerbit Think Yogyakarta.

Persepsi kita terhadap anak-anak ternyata sangat besar pengaruhnya terhadap cara kita memperlakukan mereka dan cara kita berbicara atau bersikap terhadap mereka, dan hal itu pun akan menular pada anak-anak tanpa kita sadari.

Bayangkan ketika kita sedang merasa kesal pada anak-anak saat mereka membuat gaduh. Wajah kita berubah kusut, suara kita menjadi sedikit tegang, dan mungkin meledak jika tak sempat terkontrol. Lalu apa yang mungkin dipikirkan anak-anak tentang kita dengan sikap tersebut? Yakinlah mereka pun akan merasakan ketidaknyamanan itu secara otomatis.

Pada bagian awal buku ini dikatakan, "Pikiran adalah kekuatan paling dahsyat. Begitu pula dalam dunia anak. Segala bentuk pikiran yang terlintas dalam pikiran mereka setiap hari akan mempengaruhi semua aspek kehidupan mereka. Sikap, pilihan, kepribadian dan siapa mereka sebagai individu, adalah produk dari pikiran-pikiran tersebut."

Kekuatan Kata-Kata

Ketika kita sekolah dulu, mungkin pernah mendengar istilah diksi (pilihan kata). Ternyata, hal itu sangat penting diperhatikan dalam mengarahkan pikiran kita dan anak-anak.

Kata-kata adalah lukisan verbal dari pikiran dan perasaan. Kesan yang ditangkap anak-anak dari kata-kata yang kita ucapkan akan diolah sedemikian rupa oleh otak mereka.

Satu hal yang menarik, anak-anak ternyata akan lebih fokus pada kata terakhir yang mereka dengar daripada uraian kata di awal kalimat, betapapun penting dan panjangnya kata-kata pada awal kalimat tersebut.

Beberapa waktu lalu kami sekeluarga pergi mengunjungi kerabat di Jakarta. Di dalam bis kami lihat seorang ibu menggendong anaknya yang masih berusia kurang lebih satu tahun. Anak itu nampak manis dalam gendongan ibunya, sampai kemudian sang ibu berkata pada anaknya, "Ade, jangan rewel ya, jangan nangis!" Ajaibnya, tak lama kemudian anak itu malah merengek-rengek dan bahkan menangis keras tanpa alasan yang jelas.

Saya dan suami senyum-senyum. Ya, teori tentang efek kata terakhir pada anak ternyata benar-benar terbukti. Kalimat yang diucapkan si ibu adalah kalimat negatif, "Jangan rewel!" namun kesan paling dalam yang didengar anak ternyata terletak pada kata terakhir yaitu 'rewel".

Lawan dari kalimat negatif adalah kalimat positif. Mempergunakan kalimat positif akan mengarahkan pikiran kita pada apa yang kita inginkan, sedangkan kalimat negatif mengarahkan pikiran pada apa yang tidak kita inginkan.

Misalnya kalimat, "Saya tak mau gagal lagi." Itu adalah kalimat negatif yang lebih mungkin dipersepsi pikiran kita menjadi "gagal lagi". Namun sesungguhnya kalimat itu bisa berubah postif jika pilihan kata yang kita gunakan adalah, "Kali ini saya akan berhasil".

Mengajarkan Pikiran Positif pada Anak

Melatih anak untuk berpikir positif juga diawali dengan melatih mereka untuk mempergunakan kalimat positif dan menghindari kalimat negatif.

Bagaimana menjelaskan tentang perbedaan pikiran negatif dan positif pada anak-anak menurut penulis buku ini adalah dengan membuat perumpamaan. Pikiran itu ibarat taman. Pikiran positif itu adalah bunga yang membuat kita senang ketika melihatnya, sedangkan pikiran negatif adalah rumput liar yang membuat bunga terlihat kacau dan kita yang melihatnya merasa terganggu. Supaya bunga tumbuh dengan baik, maka sesering mungkin kita harus menyingkirkan rumput liar yang ada di sekelilingnya.

Kekuatan Afirmasi

Beragam hal dalam kehidupan anak-anak terkait pertemanan, persepsi diri, kemampuan-kemampuan intelektual, ataupun optimisme pribadi erat hubungannya dengan bagaimana mereka memikirkan itu semua.

Afirmasi adalah cara paling mudah untuk mengarahkan pikiran dan bahkan keadaan yang negatif menjadi positif. Sebuah penggalan cerita berikut akan menjelaskan hal itu:

Ketika Charles, anak laki-lakiku sakit, ia pergi ke dokter karena kutil yang sangat sakit, berakar di dalam kakinya. Dia dijadwalkan akan diobati dengan mencabut kutil itu seminggu kemudian. Tetapi ketika hari itu tiba, Charles mengatakan kepadaku bahwa kutil itu hampir hilang. Ketika mengeceknya. aku melihat memang benar demikian dan meminta dokter agar membatalkan janjinya. Ketika aku bertanya kepada Charles apa yang telah dia lakukan, dia mengatakan kepadaku bahwa setiap pagi dia melihat kakinya dan berkata, "kakiku bertambah baik dan baik setiap hari." Dia telah menggunakan teknik afirmasi untuk menyembuhkan penyakitnya.

Anda boleh percaya, boleh juga tidak. Namun tak ada salahnya kan menyimak buku ini, untuk menyumbangkan suplemen positif bagi pikiran kita.

Sunday 24 July 2011

Asyiknya Berbisnis Online

Beberapa hari ini aku disibukkan dengan bisnis baruku, bisnis online.
Bisnis yang pada awalnya kulakukan sambil lalu, untuk mengisi kesibukan saat malam tiba dan aku sulit tidur. Tapi Alhamdulillah, sekarang perkembangannya semakin memuaskan. Satu per satu pesanan mulai mengalir, bahkan dari orang-orang yang belum mengenalku secara langsung. Terima kasih ya Allah, Kau buat mereka percaya padaku...

Bisnis online sangat cocok buat ibu-ibu rumah tangga. Yap, karena tak terikat tempat, waktu, bahkan bisa dilakukan sambil mengasuh anak-anak. Modalnya pun tak terlalu besar. Hanya komputer atau laptop plus sambungan internet. Untuk barang-barang yang dijual kita bisa bekerja sama dengan orang lain yang punya modal, kita tinggal menjualkan dengan meng-upload gambarnya ke internet, dan saat barang itu laku kita dapat komisi. Gampang kaaan?

Dibandingkan bisnis offline, bisnis ini menghemat banyak energi kita. Masih kuingat saat aku masih berjualan aneka camilan, bahkan nasi bungkus di kantor. Aku harus kulakan di pagi buta, membungkusnya sendiri (belum resiko direcoki anak-anak), dan menitipkannya dari warung ke warung. Kuhitung, saat itu ada 100 warung langgananku yang kutitipi camilan. Kebayang kan betapa ‘gempor’ kakiku berkeliling Jogja? Hasilnya lumayan sih, tapi capeknya minta ampuuun... Di samping bisnis online, aku juga asyik kirim tulisan ke majalah-majalah. Yah, itung-itung mengeluarkan beban pikiran agar bisa tersalurkan. Selain itu, pengen dakwah juga kecil-kecilan. Kalau banyak yang baca hasil karyaku dan kemudian terinspirasi, aku berharap dapat kucuran pahala dari Allah. Dan dapat tambahan uang belanja pula :)

Masih kuingat beberapa hari yang lalu, saat aku terkantuk-kantuk menemani anak-anak nonton kartun. Tiba-tiba dapat telpon dari Jakarta. Kaget juga, karena tak ada saudaraku yang tinggal disana. Ternyata dari redaksi majalah UMMI yang memberitahu tulisanku bakal dimuat. Horeee...hilang deh kantuknya, langsung ngacir ke kamar, nyalain laptop dan siap bikin tulisan lagi. Hihi...

Seperti bisnis online lainnya, menulis pun bisa kita lakukan tanpa mengganggu tugas-tugas domestik rumah tangga. Toh kita bisa melakukannya kapan saja, saat anak-anak sudah tidur, saat rehat di kantor, saat menemani anak-anak main, bahkan saat kita baru bangun tidur dan tiba-tiba ada ide yang nyangkut, kita bisa langsung menuliskannya. Sumber tulisan pun banyak sekali di sekitar kita. Kalau aku sih dari celetukan-celetukan anakku, protes mereka saat aku berbuat salah, atau saat mereka berebut dan berkelahi pun bisa jadi ide tulisan yang menarik. Atau saat kita ngobrol dengan teman-teman, coba kita tuliskan apa yang sudah kita bicarakan seharian, pasti deh langsung dapat berlembar-lembar halaman folio :)

Berita-berita di koran, majalah, TV, juga bisa menjadi sumber ide yang tak ada habisnya. Yang pasti, asal kita mau jeli melihat peluang, sebenarnya ide bertebaran dimana-mana. Kita tinggal mengolahnya dengan sedikit imajinasi, dibumbui sedikit nasehat dari oom Google, dan menyusun kata demi kata menjadi rangkaian kalimat yang menarik, jadilah sebuah tulisan yang bisa disulap menjadi uang^^

So, berbisnis online...siapa takut?!