Feeds RSS

Thursday 2 December 2010

Jadi penulis,mengapa tidak?!

Wah.....nggak berasa lama banget gak bikin postingan baru. Maafin aku ya,blog.... *sambil bersihin sarang laba-laba*. Sebenarnya banyak sekali ide yang ingin kutuangkan disini,apalah daya tiap malam tak sempat jalan ke dunia maya,kecapekan setelah seharian banting tulang. Apalagi tiga bulan ini jadi 'single parents' coz suami lagi dinas luar.Jadilah semua ide itu beterbangan dan tak satupun yang sempat dipublikasikan.

Akhir-akhir ini lagi semangat bikin artikel. Sebenarnya sudah lama banget bercita-cita jadi penulis tapi selalu saja ada kendala yang membuatku tak sempat (atau tak menyempatkan diri?) untuk menulis secara serius..Kemarin-kemarin sibuk jualan pulsa plus jualan aneka jajanan di kantor. Berhubung kemarin gunung merapi meletus dan kantorku mau tak mau harus eksodus ke lokasi yang lebih aman,jadilah bisnisku vakum. Nah...mumpung sekarang banyak waktu terluang,kucoba untuk menekuni dunia tulis menulis.

Terus terang,tujuan utamaku menulis untuk mencari side income. Hihi....penulis kelas teri banget yak,gak idealis. Habis mau gimana lagi,harga-harga barang tiap hari kian mencekik leher. Kalau cuma mengandalkan gaji, palingan cuma cukup sampai tengah bulan. Mana anakku banyak pula.Ups,bukannya aku menyesali anugerah-Nya lho....cuma aku kudu berjuang lebih keras lagi agar semua kebutuhan keluargaku terpenuhi,gitu aja.

Selain itu,jadi penulis tuh sepertinya enak banget.Tak harus punya kantor,bisa sambil mengasuh anak, tak terikat jam kerja,bahkan bebas menulis apapun yang disukainya.Bahkan aku pernah baca seorang penulis yang rela meninggalkan pekerjaan utamanya sebagai PNS hingga ia bisa total sepenuhnya bekerja sebagai penulis. Dan hasilnya?Beratus-ratus cerpen telah dibuatnya plus buku-buku yang tak kalah banyaknya,dan semua laris manis di pasaran.

Cuma kadang yang bikin aku kesulitan adalah saat memulai tulisan kali pertama. Kalau kata teman yang lebih senior sih,dianalogikan seperti ini :

1.  Taruh seseorang di atas pohon.

Munculkan sebuah keadaan yang harus dihadapi oleh tokoh utama cerpen.

2.  Lempari dia dengan batu.

Kembangkan suatu masalah yang harus diselesaikan oleh sang tokoh utama.  Konflik.  Misalnya  :  kesalahpahaman, kesempatan yang hilang, kesalahan, dan sebagainya.

3.  Buat dia turun.

Tunjukkan dalam cerpen, bagaimana sang tokoh utama akhirnya mengatasi konflik atau masalah yang ia hadapi.  Pada beberapa cerpen, pada bagian penyelesaian konflik inilah biasanya penulis cerpen menyisipkan pesan yang ingin disampaikan kepada para pembaca.  Contoh pesan yang ingin disampaikan misalnya tentang kekuatan kejujuran, kesabaran, dan sebagainya.  Walau pada beberapa cerpen yang lain, pesan ini bisa saja disampaikan di awal, tengah, atau bahkan keseluruhan cerpen.

Selain itu,kita juga harus jeli menangkap ide. Arswendo misalnya,dia biasa mendapat ilham saat jalan-jalan.Atau Agatha Christie yang sering mendapat ide saat berendam di bak mandi. Ada pula penulis yang memperoleh banyak ide justru di tengah keramaian pasar.Kalau aku sih,biasanya mendapat ide menulis saat mendengar celoteh anak-anakku. Kadang sempat kaget juga saat mereka menanyakan sesuatu yang tak terpikirkan olehku. Tapi justru melalui pertanyaan-pertanyaan 'aneh' mereka aku jadi tergoda untuk mencari jawabannya. Dan jadilah sebuah artikel yang bisa aku share ke teman-teman.

Sebenarnya menulis itu tak sesulit yang kita bayangkan. Hampir sama seperti saat kita bicara.Toh,kita tiap hari selalu bercerita kan?Entah kepada pasangan,teman,atau anak-anak. Bedanya hanya menyalin dari bahasa lisan ke bahasa tulisan. Kita bisa ungkapkan pengalaman yang pernah kita alami,baik itu pengalaman yang menyenangkan,menyedihkan,menegangkan,atau justru kejadian lucu yang pernah kita alami. Atau kita bisa merekam dengan HP atau alat perekam lain saat kita bercerita pada orang lain. Nah,saat di depan komputer,kita bisa putar ulang rekaman pembicaraan tadi.

Bagaimana,sudah siap jadi penulis?

0 comments:

Post a Comment